Sekretariat:JL. MASJID BAITUL MU'MIN Dusun Tinggarjati Lor-Gentasari-Kroya-Cilacap-JATENG 53282 Hp. 085747162244

Sabtu, 12 November 2011

Cara Mendidik Nafsu

Menghadapi nafsu tidak sama
dengan roh atau jiwa atau hati
Roh kenalah dihidupkan
tapi nafsu hendaklah dilumpuhkan
Supaya kehendaknya yang rakus itu tidak aktif
hanya sekadar yang diperlukan
Nafsu tidak mungkin dimatikan kecuali kematian
badan
Nafsu hanya sekadar dilumpuhkan
agar kehendaknya yang gelojoh,
tamak itu distabilkan
Kehendaknya yang stabil itu
ialah mengikut kehendak-kehendak Tuhan
Seperti kehendaknya yang dihalalkan
paling dibenarkan pun yang diharuskan
Menstabilkan nafsu itu ada hubungan dengan kebersihan
roh insan
Roh yang bersih hanya mengingat Tuhan
menakuti-Nya dan mencintai Tuhan
Rasa bertuhan, rasa kehambaan
di dalam perasaan insan
Di dalam hal ini hendaklah diambil perhatian
Menstabilkan nafsu dengan mujahadah berterusan
Agar roh sentiasa bersih dan berperanan
Bersihnya itu agar berpanjangan
Supaya roh tidak dirosakkan oleh nafsu serakahnya
Nafsu adalah highway syaitan
Tutuplah jalan syaitan itu
dengan menstabilkan nafsu insan
Begitulah caranya mendidik nafsu
mengikut ajaran Hadis dan Al Quran

dari sumber  Abuya Ashaari Muhammad at Tamimi

Kamis, 03 November 2011

Mari BELAJAR bersama

A. PENDAHULUAN
Dalam berorganisasi perlu adanya kesatuan langkah agar apa yang diprogramkan organisasi tersebut dapat tercapai. Perbedaan langkah sering disebabkan oleh adanya perpedaan pendapat, perbedaan pendapat adalah wajar. Namun tidaklah mustahil adanya penyatuan pendapat yang berbeda-beda tersebut. Kesatuan pendapat atau pemikiran akan mudah dicapai melalui proses penyatuan pendapat yang disebut denan diskusi ataupun dalam islam disebut musyawarah.

B. PENGERTIAN DISKUSI
Dilihat dari segi asal kata, diskusi berasal dari bahasa latin “ DISCUTION” yang artinya bertukar pikiran. Jadi yang dimaksud diskusi adalah suatu proses pertukaran pikiran secara teratur dengan tujuan untuk keberhasilan suatu kebenaran.
Pengertian diskusi di atas mengandung dua hal penting :
1. Adanya pertukaran pikiran secara teratur. Artinya suatu pertukuran pikiran yang mengarah pada yang sehat.
2. Diskusi akan menghasilkan kesamaan pendapat tentang suatu masalah yang dipecahkan.

C. TUJUAN DISKUSI
Menurut Howell dan Smith tujuan diskusi dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah.

D. TIPE DISKUSI
1. Panel
Diskusi panel merupakan sekelompok kecil peserta diskusi yang melakukan pembicaraan secara informal tentang sesuatu topik tertentu yang sebelumnya telah diselidiki dengan teliti oleh para peserta diskusi
2. Simposium
Simposium adalah serangkaian presentasi yang disampaikan secara relatif singkat tetapi formal dan yang berkaitan dengan suatu tema pokok atau topik, sesudah presentasi formal, para anggota symposium diperkenankan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para hadirin atau mengadakan suatu panel diskusi di antara mereka sendiri.
3. Polemik
Polemik adalah bertukar pikiran lewat tulisan
4. Sarasehan
Sarasehan adalah Bentuk bertukar pikiran model orang awan dengan lesehan ( duduk di atas tikar ) dengan sekedar snack dan membicarakan permasalahan sehari-hari.
5. Seminar
Yaitu diskusi yang dilakukan oleh cendikiawan untuk mendapatkan kata sepakat mengenai suatu masalah
6. Konferensi
Diskusi yang dilakukan wakil-wakil berbagai organisasi berkumpul untuk membicarakan masalah-masalah tertentu.
7. Dialog
Dialog adalah diskusi antara dua orang diminta untuk mendiskusikan suatu topik di depan hadirin.

E. PERENCAAN DISKUSI
Diskusi dapat diselenggarkaan dengan memperoleh hasil yang maksimal maka pelaksaannya perlu direncanakan dengan matang. Beberapa perencaan yang harus dilakukan ketika berdiskusi
1. Pemilihan tema
Tema atau permasalahan pokok yang akan dibahas hendaknya dipilih yang actual, berdimensi sosial dan problematic.
2. Penetapan peserta
Jumlah dan jenis peserta perlu dipikirkan masak-masak agar efektifitas dan efisiensi diskusi dapat tercapai. Peserta hendaknya orang yang berpikiran sehat, berjiwa sosial dan berpengetahuan luas
3. Persiapan tata ruang
Tata ruang yang ideal yaitu berbentuk lingkaran atau tapal kuda. Tata ruang seperti kelas dapat mengganggu jalannya diskusi

F. PIHAK YANG BERDISKUSI
Dalam berdiskusi melibatkan pihak-pihak sebagai berikut :
1. Pimpinan Sidang ( Moderator )
Tugas pokok moderator :
- Menjelaskan masalah yang akan didiskusikann
- Mengatur jalannya diskusi
- Sebagai lalu lintas antar orang-orang yang berdiskusi
- Penengah kalau terjadi konflik
- Merumuskan hasil diskusi
2. Sekretaris sidang ( notulis )
Pembantu moderator dalam menjalankan tugasnya dan merekan dan atau menulis setiap pembicaraan.
3. Peserta
Yang mengikuti diskusi dan menyampaikan pandangan –pandangannya tentang permasalahan yang didiskusikan
4. Peninjau
Undangan yang hadiri dalam diskusi tanpa hak bicara kecuali bila diijinkan.


G. PROSES DISKUSI
Proses diskusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tahap pembukaan
Dibuka oleh pimpinan sidang yang dilanjutkan dengan uraian singkat mengenai maksud dan tujuan diskusi, agar permasalahan menjadi jelas
2. Tahap penafsiran
Pada tahap ini digunakan untuk menafsirkan terhadap pokok-pokok masalah oleh masing-masing peserta. Misalnya ada peserta yang kurang jelas mengenai pokok-pokok bahasan. Pada tahapan ini dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
3. Tahap Defensiasi
Pada tahap ini semua peserta diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya tentang pemecahan masalah.
4. Tahap Konfliks dan kompromi
Tahap konfilks dan kompromi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :
b. Pendekatan ( Approach ) baik secara resmi atau kekeluargaan ( lobbying )
c. Apabila konfliks perbedaan pendapat dan kompromi tidak dapat ditempuh, maka voting adalah jalan yang terakhir untuk mengambil keputusan
5. Tahap kebulatan
Diskusi yang berhasil harus adanya kesepakatan bersama dalam setiap perdebatan sebagai akhir proses diskusi.

Rabu, 02 November 2011

Menikmati MASALAH (^_^)

masalah itu apa sih...???
kok kita diajak untuk menikmati masalah,, memangnya masalah itu makanan???????
Banyak juga pertanyaan yaang Ada dalam pikiranku ini hehehe... mari kita cari tahu yukssss....  !!!!!!!!!!!!!!
"eh, aku punya masalah nih"
"iiiiihh.. nggak ngertiin banget sih kamu... aku kan lagi banyak pikiran.. banyak masalah.."
"kamu kenapa sih ngelamun aja.. ada masalah?"

mungkin kata-kata itu sudah sering kita dengar dari lawan bicara kita. Atau bahkan mungkin kita sering secara sadar atau tidak sadar mengucapkan salah satu kalimat-kalimat di atas. yuuppp.... terkadang ketika kita merasa ada sesuatu yang mengganjal, secara tidak sadar hal itu akan mempengaruhi perilaku yang kita tunjukkan. ketika teman kita bertanya "kamu kenapa sih?" seringkali kita menjawab "nggak, cuma ada sedikit masalah aja..."
tapi, sebenernya apa sih "masalah" itu??? berikut adalah definisi dari masalah..

Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.
 
Ouwh.... BegoNO ..... jadi Tau deh ... 
sebuah masalah adalah sebuah keniscayaan yang mesti diterima manusia.
dengan keniscayaan seperti itu, kita semestinya yakin bahwa dibalik masalah itu ada sebuah hikmah yang terpendam.

dalam al-Quran, Allah sendiri berfirman: "Inna ma'al 'ushri, yusra", yang artinya bahwa "bersamaah dengan kesulitan, ada kemudahan. Allah dalam ayat tersebut memakai kata "ma'a" yang berarti: "bersamaan dengan", bukan kata "ba'da", yang berarti setelahnya. jadi, sebenarnya bersamaan dengan kesulitan dan masalah yang kita hadapi, sudah ada suatu kemudahan dan hikmah yang perlu kita cari. maka, cobalah untuk menikmati masalah dan problematika hidup ini, sebagai sebuah tantangan.....ya nggak????. jika tidak dengan yang langsung, maka yang tidak langsung. jika tidak dengan yang tersurat, maka dengan yang tersirat. Wallahu A'lam
 
ALhamdulillahirobbil 'alamiin,,,, jadi banyak ilmu nih... setelah baca2... semoga bermanfaat ya  ....?????

Rabu, 21 September 2011

Profil KH Hasyim Asy’arie

K.H. Hasyim Asy’ari lahir pada 24 Dzulqa`dah 1287 H atau 14 Februari 1871 M di Desa Nggedang, Jombang, Jawa Timur. Ia anak ketiga dari 10 bersaudara pasangan Kiai Asy`ari bin Kiai Usman dari Desa Tingkir dan Halimah binti Usman.

Ia lahir dari kalangan elite santri. Ayahnya pendiri Pesantren Keras. Kakek dari pihak ayah, Kiai Usman, pendiri Pesantren Gedang. Buyutnya dari pihak ayah, Kiai Sihah, pendiri Pesantren Tambakberas. Semuanya pesantern itu berada di Jombang.
Sampai umur 13 tahun, Hasyim belajar kepada orangtuanya sendiri sampai pada taraf menjadi badal atau guru pengganti di Pesantren Keras. Muridnya tak jarang lebih tua dibandingkan dirinya.
Pada umur 15 tahun, ia memulai pengembaraan ilmu ke berbagai pesantren di Jawa dan Madura: Probolinggo (Pesantren Wonokoyo), Tuban (Pesantren Langitan), Bangkalan, Madura (Pesantren Trenggilis dan Pesantren Kademangan), dan Sidoarjo (Pesantren Siwalan Panji).
Pada pengembaraannya yang terakhir itulah, ia, setelah belajar lima tahun dan umurnya telah genap 21 tahun, tepatnya tahun 1891, diambil menantu oleh Kiai Ya`kub, pemimpin Pesantren Siwalan Panji. Ia dinikahkan dengan Khadijah.

Namun, dua tahun kemudian, 1893, saat pasangan ini tengah berada di Makkah, Khadijah meninggal di sana ketika melahirkan Abdullah. Dua bulan kemudian Abdullah pun menyusul ibunya. Kala itu Hasyim tengah belajar dan bermukim di tanah Hijaz.

Tahun itu juga, Hasyim pulang ke tanah air. Namun tak lama kemudian, ia kembali ke Makkah bersama adiknya, Anis, untuk dan belajar. Tapi si adik juga meninggal di sana. Namun hal itu tidak menyurutkan langkahnya untuk belajar.
Tahun 1900, ia pulang kampung dan mengajar di pesantren ayahnya. Tiga tahun kemudian, 1903, ia mengajar di Pesantren Kemuring, Kediri, sampai 1906, di tempat mertuanya, Kiai Romli, yang telah menikahkan dirinya dengan putrinya, Nafisah.

Selama di Makkah ia belajar kepada Syaikh Mahfudz dari Termas (w. 1920), ulama Indonesia pertama pakar ilmu hadits yang mengajar kitab hadits Shahih Al-Bukhari di Makkah. Ilmu hadits inilah yang kemudian menjadi spesialisasi Pesantren Tebuireng, yang kelak didirikannya di Jombang sepulangnya dari Tanah Suci.
Selama hidupnya, K.H. Hasyim menikah tujuh kali. Selain dengan Khadijah dan Nafisah, antara lain ia juga menikahi Nafiqah, dari Siwalan Panji, Masrurah, dari Pesantren Kapurejo, Kediri.

Tahun 1899, 12 Rabi’ul Awwal 1317, ia mendirikan Pesantren Tebuireng. Lewat pesantren inilah K.H. Hasyim melancarkan pembaharuan sistem pendidikan keagamaan Islam tradisional, yaitu sistem musyawarah, sehingga para santri menjadi kreatif. Ia juga memperkenalkana pengetahuan umum dalam kurikulum pesantren, seperti Bahasa Melayu, Matematika, dan Ilmu Bumi. Bahkan sejak 1926 ditambah dengan Bahasa Belanda dan Sejarah Indonesia.
Kiai Cholil Bangkalan, gurunya, yang juga dianggap sebagai pemimpin spiritual para kiai Jawa, pun sangat menghormati dirinya. Dan setelah Kiai Cholil wafat, K.H. Hasyim-lah yang dianggap sebagai pemimpin spiritual para kiai.

Menghadapi penjajah Belanda, K.H. Hasyim menjalankan politik non-kooperatif. Banyak fatwanya yang menolak kebijakan pemerintah kolonial. Fatwa yang paling spektakuler adalah fatwa jihad, yaitu, “Wajib hukumnya bagi umat Islam Indonesia berperang melawan Belanda.” Fatwa ini dikeluarkan menjelang meletusnya Peristiwa 10 November di Surabaya.

Dalam paham keagamaan, pikiran yang paling mendasar Hasyim adalah pembelaannya terhadap cara beragama dengan sistem madzhab. Paham bermadzhab timbul sebagai upaya untuk memahami ajaran Al-Quran dan sunnah secara benar. Pandangan ini erat kaitannya dengan sikap beragama mayoritas muslim yang selama ini disebut Ahlussunnah wal Jama’ah.

Menurut Hasyim, umat Islam boleh mempelajari selain keempat madzhab yang ada. Namun persoalannya, madzhab yang lain itu tidak banyak memiliki literatur, sehingga mata rantai pemikirannya terputus. Maka, tidak mungkin bisa memahami maksud yang dikandung Al-Quran dan hadits tanpa mempelajari pendapat para ulama besar yang disebut imam madzhab.
NU didirikan antara lain untuk mempertahankan paham bermadzhab, yang ketika itu mendapat serangan gencar dari kalangan yang anti-madzhab.
Kiai Hasyim wafat pada 7 Ramadhan 1366 atau 25 Juli 1947 pada usia 76 tahun.

Sabtu, 03 September 2011

Lain Dulu,Lain Sekarang

Oleh: KH. Abdurrahman Wahid*
Ketika bangsa Indonesia berdiri, ada sebuah hal yang sangat menarik,yaitu istilah "merdeka". Dengan kata yang digunakan dalam penggunaan berbeda-beda,maka didapat beberapa arti dan makna. Kata merdeka berarti lepas atau bebas.

Sekarang ini, kata merdeka itu juga digunakan oleh pihak keamanan, seperti merdeka dari penahanan atau bisa diartikan bebas. Namun,kata merdeka lebih dari bebas. Bagi sebuah bangsa, merdeka berarti lepas dari penjajahan. Kata ini digunakan untuk menunjukkan kepada kemandirian politik, ekonomi,maupun lain-lainnya.
Merdeka secara ekonomi, berarti sama sekali tidak bergantung kepada negara lain dalam segala hal. Secara politik, berarti lepas dari penjajahan pihak lain. Contohnya, lepasnya Indonesia dari pen-jajahan kolonial Belanda sehingga bangsa kita mampu segera mengembangkan budaya politik, ekonomi, dan lainnya sendiri.
Kalimat seperti negara A mampu memelihara kemerdekaan yang dicapainya, baik melalui perang maupun dengan cara berunding, merujuk kepada aspek-aspek kemerdekaan itu. Inilah yang digunakan oleh Undang-Undang Dasar 1945 kita.

Ketika almarhum Raja Ali Haji dari Riau mengubah buku Tata Bahasa Melayu, maka dengan sengaja ia telah "memerdekakan" bahasa Melayu dari bahasa Belanda.Buku ini menjadi cikal-bakal lahirnya bahasa Indonesia.Lahirnya bahasa Melayu sebagai lingua franca, menjadi cikal-bakal dari tumbuhnya kesadaran suku-suku yang ada di nusantara untuk membangun sebuah ikatan kebangsaan.
Hal ini terlihat dengan berdirinya Boedi Oetomo (BO), yang menjadi salah satu bangunan inti kebangsaan kita. Meski demikian, semangat menjadi satu bangsa ini telah tampak dalam sejarah kita sejak abad ke-8.Padahal,Kerajaan Majapahit sendiri baru lahir di tahun 1293 Masehi.
Pada abad ke-8 Masehi, seorang agamawan Budha dari Tiongkok bernama Fahien telah melaporkan adanya semangat menghargai perbedaan di Sriwijaya,Sumatera Selatan. Dua abad setelahnya, orang-orang Sriwijaya menyerbu Pulau Jawa melalui pela-buhan lama Pekalongan. Dalam perjalanan mendaki Gunung Dieng,mereka ditemui oleh orang-orang Kalingga Hindu.

Orang-orang Hindu itu tidak diapa-apakan. Pasukan Sriwijaya tersebut melanjutkan sampai di daerah Muntilan,yang sekarang ini menjadi bagian Kabupaten Magelang. Di sana mereka membangun candi yang dinamakan Borobudur. Sebagian mereka tinggal di Borobudur dan sebagian lagi menuju kawasan Yogyakarta sekarang.

Di kawasan baru itu, mereka dirikan Kerajaan Kalingga Budha dan mendirikan Prambanan, sebuah candi Hindu-Budha yang segera dimusuhi oleh orang Hindu maupun orang Budha. Mereka menganggapnya sebagai agama "campur- aduk". Di bawah pimpinan Prabu Darmawangsa, mereka berpindah dari Prambanan ke Kediri.

Dua abad kemudian, mereka berpindah lagi ke Kerajaan Singasari di Utara kota Malang sekarang.Di sana orang-orang Hindu-Budha itu mendirikan Kerajaan Majapahit di dukung oleh angkatan laut Cina, yang waktu itu hampir seluruhnya memeluk agama Islam. Dari sini kita dapat melihat bahwa asas kebangsaan itu tidak dapat digantikan oleh apa pun.

Namun, sekarang lahir kelompok-kelompok fundamentalis yang mengajak kita semua meninggalkan semangat kebangsaan yang telah mempersatukan kita sebagai bangsa sejak berabad-abad yang lalu. Sebenarnya, setelah dikuatkan oleh UUD 1945,kita telah bertekad mencapai kemerdekaan politik, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain.

Hal ini seharusnya senantiasa kita ingat sebagai bagian penting dari sejarah kita sebagai bangsa. Inilah modal bangsa kita untuk merengkuh kehidupan masa depan, bukan?

Selasa, 23 Agustus 2011

TAKUT MISKIN ????? BERSEDEKAHLAH MAKA AKAN KAYA

Salah seorang sahabat bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama? Beliau berkata: “Engkau bersedekah dalam keadaan sehat, bersemangat dan mengharapkan tetap ada (pada dirimu), serta khawatir mengalami kekurangan, dan engkau tidak menunda hingga setelah nyawa telah sampai di tenggorokan engkau mengatakan; untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian. Dan sungguh harta tersebut telah menjadi milik Fulan.” (HR. Abu Dawud)
 
Dalam Al-Quran, Allah SWT juga berfirman, ”Engkau tak akan mendapatkan kebaikan apa pun hingga kalian menyedekahkan sebagian harta yang paling kalian cintai. Ketahuilah, apa pun yang kalian infakkan, Allah pasti mengetahuinya.” (Ali ‘Imran: 92).
Setiap manusia memiliki kecenderungan mencintai harta benda. Karena cinta inilah, mereka lalu berusaha mempertahankannya selama mungkin, bahkan kalau perlu, berusaha menambahnya terus-menerus. Namun, mencintai harta tidak selamanya dapat membuat orang bahagia. Tak jarang, harta justru membuatnya tidak tenang dan resah. Karena itulah, sedekah yang Nabi SAW anjurkan sebetulnya, selain untuk mendapatkan pahala di sisi Allah SWT, juga untuk membuat manusia itu tenang dan tenteram.
Kondisi sehat dan cinta terhadap harta, bisa menjadi penghambat seseorang untuk mengeluarkan sedekahnya. Padahal, menurut Nabi SAW justru pada saat-saat itulah, sedekah memiliki nilai yang utama di sisi Allah SWT. Pertama, kondisi sehat pada hakikatnya adalah nikmat dan karunia yang Allah SWT berikan kepada manusia. Karena itu, manusia mesti mensyukurinya dalam bentuk amaliah bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Seorang yang mensyukuri karunia sehat, akan menyadari kondisi sehat itu sebetulnya adalah kesempatan untuk berbuat baik.

Kedua, karunia sehat juga sekaligus menjadi ujian berat manusia. Karena terkadang, dalam keadaan ini, manusia sering lalai berbuat kebaikan. Sedekah pada saat-saat ini terasa begitu berat, karena selain keinginan untuk menikmatinya di kala sehat, ada keinginan kuat agar harta itu jangan dulu diberikan kepada orang lain. Dalam arti lain, menunda hingga waktu tertentu. Padahal, salah satu akhlak mulia Nabi SAW dalam masalah sedekah adalah mempercepat dalam memberikan sedekah itu. Pernah suatu ketika, Nabi SAW mempercepat shalatnya hingga membuat para sahabatnya bertanya-tanya. Setelah ditanya, beliau menjawab, ”Ketika shalat, aku teringat ada harta bendaku yang belum aku sedekahkan.” (HR Bukhari).

Harta bukan untuk ditumpuk, kemudian dinikmati sendiri. Ada kewajiban yang mesti dilakukan terhadap harta itu, agar harta yang diberikan Allah tidak sia-sia. Yakni, bisa menjadi bekal hidup, baik dunia maupun di akhirat. Keseimbangan dalam mengelola harta itulah yang ditekankan Rasulullah SAW. Harta memang miliknya, tapi di dalamnya juga ada milik orang lain yang mesti diberikan. Inilah yang terkadang berat dilakukan, karena menganggap harta benda yang dimiliki adalah hasil kerja keras yang harus dinikmati sendiri. Padahal, dalam harta seseorang sejatinya ada campur tangan dari Allah SWT. Karena itu, harta mesti dikelola sesuai dengan petunjuk Allah juga.

Rugi besar orang yang sudah dalam kesulitan tapi tidak bersedekah apalagi yang kaya…apalagi dia konglomerat. Masa depan suram bagi yang mampu tapi bergaya tidak mampu dengan tidak bersedekah. Tidak ada keuntungan bagi yang bergaya miskin dengan hanya menumpuk harta kekayaan tanpa infak dan shadaqah. Perhatikanlah peringatan dari Allah Sang Pemilik seluruh harta manusia dalam QS Ali Imran: 180: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Selamat dan sukseslah bagi anda yang tidak dikuasai oleh kebakhilan diri sebagaimana firman Allah dalam surah Al Hasyr ayat 9: “Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung “
Surga menunggu anda saudaraku yang hobi bershodaqoh. “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS Ali ‘Imran: 133-134)

Sabtu, 20 Agustus 2011

PROPOSAL GOTA LEBARAN 2011

I. PENDAHULUAN

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta dan mendesainnya dengan perhitungan yang     sangat sempurna. Dan yang telah mengatur segala hal dari yang terkecil hingga yang terbesar. Semoga Allah     SWT  tetap melimpahkan rahmatnya kepada kita semua dan semoga kita menjadi hambanya yang senantiasa     bersyukur atas segala nikmat-Nya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita selalu nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Semoga pula kita bisa menghiasi diri dengan suri tauladan yang telah dicontohkan oleh Rasul kita itu. Aisyah pernah berkata bahwa akhlak Rasulullah itu adalah Al-Qur’an.

Pendidikan merupakan hak setiap manusia. Pendidikan juga merupakan tonggak perjuangan setiap bangsa di dunia. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu memberikan pendidikan secara maksimal dan layak kepada setiap warganya.

Hanya saja, seringkali Negara dihadapkan pada permasalahan terbatasnya kemampuan Negara guna memberikan pendidikan secara layak kepad setiap warganya. Keterbatasan tersebut seringkali dapat dilihat pada besarnya jumlah rakyat miskin dan anak yatim atau piatu. Hal tersebut tentunya memerlukan peran serta seluruh lapisan masyarakat guna saling membantu setiap anggota masyarakat sehingga mendapatkan pendidikan yang layak.

Menyadari hal tersebut, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Ranting Desa Gentasari Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap mengadakan program pemberian bantuan pendidikan kepada tiap anak yatim atau piatu di wilayah desa Gentasari. Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) merupakan salah satu program IPNU-IPPNU Desa Gentasari Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap yang telah berjalan lebih dari 5 (lima) tahun. Anggota GOTA adalah seluruh anak yatim atau piatu di wilayah desa Gentasari. Setiap anggota akan mendapatkan dana bantuan pendidikan tiap bulannya. Dana tersebut diperoleh dari sumbangan rutin dari tiap-tiap donatur tetap yang ada di wilayah desa Gentasari. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut, anak-anak yatim atau piatu di wilayah desa Gentasari dapat tetap memperoleh   pendidikan yang layak, sehingga kelak dapat meraih masa depan yang lebih baik.

II.    MAKSUD DAN TUJUAN

1.  Meningkatkan Kualitas keimanan dan ketaqwaaan kita sebagi umat islam.
2.  Meneladani sikap pribadi Rosululloh SAW Terhadap anak yatim.
3.  Meningkatkan rasa cinta kasih sayang dan kepedulian kita terhadap anak yatim.
4.  Mempererat Jalinan Ukhuwah Islamiyah.
5.  Meningkatkan amal ibadah kepada Alloh SWT semata-mata mengharapkan Ridho Alloh SWT.

III.    WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Kegiatan tersebut akan kami laksanakan pada :
Hari/Tanggal          : Ahad, 28 Agustus 2011                                  
Waktu                   : pukul. 05.00 WIB s/d selesai
Tempat                  : Mushola "SabilunNajah" Tinggarjati Kidul - Gentasari

IV.    JENIS KEGIATAN

1. Tadarus Al-Qur'an
2. Santunan Anak Yatim
3. Buka Bersama

V.    SUSUNAN PENGURUS DAN PESERTA GOTA

Terlampir                        

VI.   ANGGARAN  DANA

1. Santunan Anak yatim Rp. 100.000,00 X 42 anak yatim   = Rp.4.200.000,00
2. konsumsi Buka Bersama Rp. 10.000,00 x 150 orang       = Rp.1.500.000,00
                                                                                 Jumlah Total   = Rp. 5.700.000,00
VII.   PENUTUP

         Demikianlah Proposal ini kami sampaikan, bantuan baik moril maupun materil sangat kami harapkan demi suksesnya  kegiatan yang telah kami presentasikan tersebut. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses persiapan maupun dalam proses penyelenggaraan nanti.
sumbangan para donatur kami terima dalam bentuk tunai atau dapat ditransfer melalu no rekening
BNI : 022 742 3699 atas nama ARIF RAHMAN

Jumat, 05 Agustus 2011

Daftar ANggota GOTA dan para DONATUR tetap

1. Yuli
2. faudiatus zamzamah
3. lastianingsih
4. fauzi
5. Nova teguh priyatin
6. Ade Tri sapto
7. Alif Bahroni
8. Linda
9. Budi Sugianto
10. Siti Luh Priati
11. Eko
12. Anggun
13. Ica
14. Topan
15. Muakhirul Waldi
16. Khamid Munasir
17. Khusul Khotimah
18. Irfan fuadi
19. Dayat
20. Sulastri
21. Syifa Fauziah
22. Deni Kurniawan
23. Ratih Anggraini
24. Akhmad Khoerul Fatihin
25. Kardiono
26. Yuni amiroh
27. Ida Nur idati
28. wiwit
29. Detri
30. Khamid Mahfud
31. Itsna Zakiyul Fuad
32. Sanda
33. Avita sari
34. Muhammad Syafingudin
35. Sutrisno
36. Ali mustofin
37. Ari susanto
38. Ratna Nur Oktavia
39. Dedi
40. Ahlun naza

keterangan:
Beberapa nama yang telah kami cantumkan yang masih kami santuni, karena atas kesepakatan para DONATUR dan pengurus gota , kami menyantuni anak yatim mulai dari yang bersekolah Tingkat SD/MI s/d SLTP/MTs, untuk ke jenjang tingkat SMA kami belum memberikan santunan (Moga2 aja BISA deh.......)  

DONATUR GOTA

  1. Bpk. H. Sumadiharjo SH MBA
  2. Bpk. Masruri
  3. Bpk. H. Surrahman S.Ag
  4. Bpk. Ma'mur Shodik
  5. Bpk. Nanang Anggoro
  6. Bpk. Rosidin
  7. Bpk. Rahman
  8. Bpk. H. Ahmad Fauzi
  9. Bpk. H. Sajimun
  10. Ibu Tri Kurniasih 
kami sebagai pengurus Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) Mengucapkan banyak-banyak terimah kasih kepada beliau para donatur yang telah membantu kami  mensuskeskan kegiatan kami,,, kami tidak bisa membalas dan mengembalikan apa yang telah beliau (donatur) berikan untuk anak yatim.. kami hanya mendo'akan semoga selalu dalam LindunganNYA, Alloh Swt melipat gandakan rezeki, kesehatan jasmani dan rohani menyelimuti beliau. amiin ya robbal'alamiin

Dan kami masih berharap para dermawan-dermawan untuk bisa menyisihkan sedikit rezeki untuk anak yatim melalu No. Rekening 022 742 3699 terima kasih

Rabu, 03 Agustus 2011

PERMOHONAN

Assalamu'alaikum wr. wb,,


salam silaturahim semoga bapk/ibu/Saudara/I, selalu dalam lindunganNYA AMIIN... SHOLAWAT SERTA SALAM tetap kami curahkan kepada beliau nabi Muhammad SAW

kami pengurus Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) IPNU-IPPNU Ranting gentasari-kroya-cilacap jateng mempunyai program bulanan santunan anak yatim yang kami laksanakan kegitatan tersebut rutin perbulan.




sehubungan dengan hal tersebut kami mohon bantuan kepada bapak/ibu/Sudara/I berupa DANA untuk disantunkan kepada anak yatim melalu rekenening yang telah kami sediakan 0227423699

KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA BAPAK/IBU ATAS WAKTUNYA MEMBACA PESAN DARI KAMI
Wassalamu'alaikum wr. wb


by Pengrurus GOTA Gentasari Hp.081327931007

Senin, 01 Agustus 2011

PENGERTIAN ANAK YATIM DAN KEDUDUKANNYA DALAM ISLAM

Siapakah yang dimaksud dengan anak yatim? 
Apakah perbedaan antara anak yatim dan anak piatu? 
Lalu bagaimana dengan anak yatim-piatu?

Secara bahasa “yatim” berasal dari bahasa arab. Dari fi’il madli “yatama” mudlori’ “yaitamu”  dab mashdar ” yatmu” yang berarti : sedih. Atau bermakana : sendiri.
Adapun menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum dia baligh. Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika anak tersebut telah baligh dan dewasa, berdasarkan sebuah hadits yang menceritakan bahwa Ibnu Abbas r.a. pernah menerima surat dari Najdah bin Amir yang berisi beberapa pertanyaan, salah satunya tentang batasan seorang disebut yatim, Ibnu Abbas menjawab:
وكتبت تسألنى عن اليتيم متى ينقطع عنه اسم اليتم ، وإنه لا ينقطع عنه اسم اليتم حتى يبلغ ويؤنس منه رشد
( رواه مسلم )

Dan kamu bertanya kepada saya tentang anak yatim, kapan terputus predikat yatim itu, sesungguhnya predikat itu putus bila ia sudah baligh dan menjadi dewasa
Sedangkan kata piatu bukan berasal dari bahasa arab, kata ini dalam bahasa Indonesia dinisbatkan kepada anak yang ditinggal mati oleh Ibunya, dan anak yatim-piatu : anak yang ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.

Didalam ajaran Islam, mereka semua mendapat perhatian khusus melebihi anak-anak yang wajar yang masih memiliki kedua orang tua. Islam memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan nasib mereka, berbuat baik kepada mereka, mengurus dan mengasuh mereka sampai dewasa.  Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang-orang yang benar-benar menjalankan perintah ini.
Secara psykologis, orang dewasa sekalipun apabila ditinggal ayah atau ibu kandungnya pastilah merasa tergoncang jiwanya, dia akan sedih karena kehilangan salah se-orang yang sangat dekat dalam hidupnya. Orang yang selama ini menyayanginya, memperhatikannya, menghibur dan menasehatinya. Itu orang yang dewasa, coba kita bayangkan kalau itu menimpa anak-anak yang masih kecil, anak yang belum baligh, belum banyak mengerti tentang hidup dan kehidupan, bahkan belum mengerti baik dan buruk suatu perbuatan, tapi ditinggal pergi oleh Bapak atau Ibunya untuk selama-lamanya.
Betapa agungnya ajaran Islam, ajaran yang universal ini menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat tinggi, Islam mengajarkan untuk menyayangi mereka dan  melarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyinggung perasaan mereka. Banyak sekali ayat-ayat Al-qur’an dan hadits-hadits Nabi saw yang menerangkan tentang hal ini. Dalam surat Al-Ma’un misalnya, Allah swt berfirman:

(( أرأيت الذي يكذب بالدين ، فذلك الذي يدع اليتيم ، ولا يحض على طعام المسكين ))
.
“Tahukah kamu orang yang mendustakan Agama, itulah orang yang menghardik anak  yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin “
{QS. Al-ma’un : 1-3}

Orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan kepada fakir miskin, dicap sebagai pendusta Agama yang ancamannya berupa api neraka
Dalam ayat lain, Allah juga berfirman :

(( فأما اليتيم فلا تقهر ، وأما السا ئـل فلا تنهر ))

“Maka terhadap anak yatim maka janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap   pengemis janganlah menghardik”.{QS.  Ad-Dhuha : 9 – 10 )
Sedangkan hadits-hadits Nabi saw yang menerangkan tentang keutamaan mengurus anak yatim diantaranya sabda beliau :

أنا وكافل اليتيم فى الجنة هكذا وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئا
(رواه البخاري ، كتاب الطلاق ، باب اللعان )

Aku dan pengasuh anak yatim berada di Surga seperti ini, Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah-nya dan beliau sedikit  merengganggangkan kedua jarinya
Dan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda :

عن ابن عباس أن النبي صلى الله عليه وسلم قال ” من قبض يتيما من بين المسلمين إلى طعامه وشرابه أدخله الله الجنة إلا أن يعمل ذنبا لا يغفر له  ( سنن الترمذي )

Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda : barang siapa yang memberi makan dan minum seorang anak yatim diantara kaum muslimin, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga, kecuali dia melakukan satu dosa yang tidak diampuni.
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan dari Abu Hurairoh r.a. hadits yang berbunyi :

عن أبي هريرة أن رجلا شكا إلى النبي صلى الله عليه وسلم قسوة قلبه فقال إمسح رأس اليتيم وأطعم المسكين (رواه أحمد )

Dari Abu Hurairoh, bahwa seorang laki-laki mengadu kepada Nabi saw akan hatinya yang keras, lalu Nabi berkata: usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin
Dan hadits dari Abu Umamah yang berbunyi :

عن أبى أمامة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من مسح رأس يتيم أو يتيمة لم يمسحه إلا لله كان له بكل شعرة مرت عليها يده حسنات ومن أحسن إلى يتيمة أو يتيم عنده كنت أنا وهو فى الجنة كهاتين وقرن بين أصبعيه (رواه أحمد )
Dari Abu Umamah dari Nabi saw berkata: barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim laki-laki atau perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan  tangannya itu terdapat banyak kebaikan, dan barang siapa berbuat baik kepada anak yatim perempuan atau laki-laki yang dia asuh, adalah aku bersama dia disurga seperti ini, beliau mensejajarkan dua jari-nya.
Demikianlah, ajaran Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada anak yatim dengan memerintahkan kaum muslimin untuk berbuat baik dan memuliakan mereka. . Kemudian memberi balasan pahala yang besar bagi yang benar-benar menjalankannya, disamping mengancam orang-orang yang apatis akan nasib meraka apalagi semena-mena terhadap harta mereka. Ajaran yang mempunyai nilai sosial tinggi ini, hanya ada didalam Islam. Bukan hanya slogan dan isapan jempol belaka, tapi dipraktekkan oleh para Sahabat Nabi dan kaum muslimin sampai saat ini. Bahkan pada jaman Nabi saw dan para Sahabatnya, anak-anak yatim diperlakukan sangat istimewa, kepentingan mereka diutamakan dari pada kepentingan pribadi atau keluarga sendiri. Gambaran tentang hal ini, diantaranya dapat kita lihat dari hadits berikut ini :

عن ابن عباس قال لما أنزل الله عز وجل ( ولا تقربوا مال اليتيم إلا بالتى هي أحسن ) و (إن الذين يأكلون أموال اليتامى ظلما) الأية انطلق من كان عنده يتيم فعزل طعامه من طعامه وشرابه من شرابه فجعل يفضل من طعامه فيحبس له حتى يأكله أو يفسد فاشتد ذلك عليهم فذكروا ذلك لرسول الله صلى الله عليه وسلم فأنزل الله عز وجل (ويسألونك عن اليتامى قل إصلا ح لهم خير وإن تخالطوهم فإخوانكم) فخلطوا طعامهم بطعامه وشرابهم بشرابه

Dari Ibnu Abbas, ia berkata : ketika Allah Azza wa jalla menurunkan ayat “janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang hak” dan “sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan dzolim” ayat ini berangkat dari keadaan orang-orang yang mengasuh anak yatim, dimana mereka memisahkan makanan mereka dan makanan anak itu, minuman mereka dan minuman anak itu, mereka  mengutamakan makanan anak itu dari pada diri mereka, makanan anak itu diasingkan disuatu tempat sampai dimakannya atau menjadi basi, hal itu sangat berat bagi mereka kemudian mereka mengadu kepada Rasulullah saw. Lalu Allah menurunkan ayat “dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang anak yatim. katakanlah berbuat baik kepada mereka adalah lebih baik, dan jika kalian bercampur dengan mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu” kemudian orang-orang itu menyatukan makanan mereka dengan anak yatim. (Sumber: http://abufarhi.multiply.com/journal/item/1/anak_yatim)
 
Kami pengurus Gerakan Orang Tua Asuh IPNU-IPPNU Ranting gentasari masih sangat membutuhkan  bantuan dari anda saudara/saudarri, bapak/ibu, muslimin/muslimat  untuk anak-anak yatim

silahkan anda trAnsfer ke no rekening yang tertera  disamping.......









TERIMA KASIH KAMI UCAPKAN YANG TELAH SEMPATKAN BERKUNJUNG DI BLOG KAMI
>>>>Salju Kunig